Psikologi Manajemen Kelompok Tugas 2
KEPEMIMPINAN
DAN KEKUASAAN
PSIKOLOGI MANAJEMEN
Dosen : Natalia Konradus
NAMA KELOMPOK :
Ø Bimo Anggoro Putro 12514183
Ø Firman Ardhan 14514281
Ø Syahrul Ramadhan Saputra 1C514909
Ø Taufik Ariyanto seno 1A514676
KELAS : 3PA18
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2016/2017
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam
kehidupan di saat ini, mengerti dan memahami kepemimpinan dan kekuasaan
sangatlah penting. Hal ini karena elemen-elemen dasar yang selalu ada dan
melekat didalam proses organisasi, dan akan dijadikan acuan dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Selain itu, fungsi kepemimpinan da kekuasaan
sangat dibutuhkan dalam industri dan organisasi
Secara sederhana, yang disebut pemimpin adalah apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah seorang diantara mereka “megajak” untuk melakukan suatu pekerjaan maka orang tersebut telah melakukan “kegiatan kepemimpinan” karena ada unsur “mengajak” dan mengoordinasi dan ada kegiatan serta sasarannya. Namun dalam merumuskan batasan atau defenisi kepemimpinan ternyata bukan hal yang mudah.Oleh karena itu manusia memerlukan untuk mempelajari kepemimpinan dan kekuasaan, yaitu untuk menunjukkan adanya pengaruh bagi manusia yang berkerja atau beraktivitas dalam organisasi.
Secara sederhana, yang disebut pemimpin adalah apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah seorang diantara mereka “megajak” untuk melakukan suatu pekerjaan maka orang tersebut telah melakukan “kegiatan kepemimpinan” karena ada unsur “mengajak” dan mengoordinasi dan ada kegiatan serta sasarannya. Namun dalam merumuskan batasan atau defenisi kepemimpinan ternyata bukan hal yang mudah.Oleh karena itu manusia memerlukan untuk mempelajari kepemimpinan dan kekuasaan, yaitu untuk menunjukkan adanya pengaruh bagi manusia yang berkerja atau beraktivitas dalam organisasi.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui
pengertian kekuasaan
2. Untuk mengetahui
pengertian kepemimpinan
3. Untuk mengetahui
unsur-unsur kepemimpinan
4. Untuk mengetahui fungsi
kepemimpinan
Rumusan Masalah
1.
Apa itu kekuasaan?
2.
Sumber kekuasaan?
3.
Tipe kekuasaan?
4.
Apa itu kepemimpinan?
5.
Apa saja fungsi-fungsi
kepemimpinan?
BAB II
PEMBAHASAN
·
Definisi Kekuasaan
A. Definisi Kekuasaan
Kekuasaan
didasarkan pada posisi seseorang individu dalam subuah organisasi. Kekuasaan
dapat berasal dari kemampuan untuk memaksaatau memveri imbalan, atau dari
wewenang yang diperoleh.
Menurut
Robbins (2008) Kekuasaan (power) mengacu pada kemampuan yang dimiliki A
untuk mempengaruhi prilaku B sehingga B bertindak sesuai keinginan A. definisi
mengimplikasikan sebuah potensi yang tidak perlu diaktualisasikan agar efektif
dan subuah hubungan ketergantungan.
Menurut
Ossip K. Flechtheim : “Kekuasaan sosial adalah keseluruhan dari kemampuan,
hubungan – hubungan dan proses – proses yang menghasilkan ketaatan dari pihak
lain … untuk tujuan – tujuan yang ditetapkan pemegang kekuasaan.
Menurut
Robert M. MacIver : “Kekuasaan sosial adalah kemampuan untuk mengendalikan
tingkah laku orang lain, baik secara langsung dengan jalan memberi perintah,
maupun secara tidak langsung dengan mempergunakan segala alat dan cara yang
tersedia.
Menurut
Max Weber kekuasaan itu dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan yang membuat
seorang aktor didalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk
melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Kekuasaan
adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah
lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu
menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan
itu (Budiardjo,1972).
·
Sumber –
sumber kekuasan dibagi menjadi dua yaitu :
1) kekuasaan
formal
Kekuasaan
formal didasarkan pada posisi seseorang individu dalam subuah organisasi.
Kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan untuk memaksaatau memveri
imbalan, atau dari wewenang formal.
a) Kekuasaan koersif (coercive
power) adalah rasa takut. Seseorang memberikan reaksinya terhadap kekuasaan
ini karena rasa takut terhadap akibat – akibat negative yang mungkin terjadi
jika tidak patuh.
b) Kekuasaan imbalan (reward
power). Orang memenuhi keinginan atau arahan orang lain karena dengan
berbuat demikian ia akan mendapatkan manfaat positif, karena seseorang yang
dapat membagikan imbalan atau penghargaan yang dapat dipandang orang lain
bernilai akan memiliki kekuasaan atas orang lain itu.
c) Kekuasaan legitimasi (legimate
power). Kekuasaan yang melambangkan kewenangan formal untuk mengendalikan
dan memanfaatkan sumber – sumber daya organisasi. Secara spesifik, kekuasaan
ini mencakup penerimaaan wewenang suatu jabatan oleh anggota – anggota dalam
sebuah organisasi.
2) Kekuasaan
pribadi
a) Kekuasaan karena keahlian (expert
power) adalah pengaruh yang dipeoleh keahlian, ketrampilan khusus atau
pengetahuan. Keahlian sumber pengaruh yang paling kuat karena semakin berorientasi
pada teknologi.
b) Kekuasaan rujukan
(referent power) didasarkan identifikasi terhadap seseorang yang memiliki
sumber atau sifat – sifat personal yang menyenangkan.
·
Tipe – tipe kekuasaan
Menurut
Galtung (2008) kekuasaan adalah Daya yang berasal dari sesuatu yang satu,
kekuasaan berasal dari sesuatu yang dimiliki seseorang, dan kekuasaan yang
berasal dari posisi dari struktur.
Dari
pengertian Galtung membedakan tiga tipe kekuasaan yaitu :
1) Kekuasaan
yang diperoleh karena pembawaan sejak lahir yang berhubungan dengan dimensi
“ada” (being power)
2) Kekuasaan
yang diperoleh karena “memiliki” sumber – sumber kemakmuran (having power)
3) Kekuasaan yang diperoleh karena
“kedudukannya” dalam suatu struktur (structure power)
·
Pengertian Kekuasaan
Jadi
kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi
tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah
laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai
kekuasaan itu.
1) Referent Power
(kekuasaan rujukan) adalah kekuasaan yang timbul karena karisma, karakteristik
individu, keteladanan atau kepribadian yang menarik.
Contoh : Kekuasaan
rujukan dapat terlihat dari seorang Presiden Soekarno. Soekarno memiliki power
dan kharisma yang sangat besar yang menjadikannya seseorang yang penting pada
zaman kemerdekaan dulu.
2) Expert Power
(kekuasaan kepakaran), yakni kekuasaan yang berdasarkan karena kepakaran dan
kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu, sehingga menyebabkan sang
bawahan patuh karena percaya bahwa pemimpin mempunyai pengalaman, pengetahuan
dan kemahiran konseptual dan teknikal.
Contoh : Kekuasaan
kepakaran dapat terlihat dari seorang dokter di sebuah rumah sakit. Asisten dan
suster yang membantu dokter tersebut sangat menghormati dan mematuhi perintah
dokter tersebut karena ia meyakini bahwa dokter tersebut memiliki kemampuan dan
ilmu yang lebih dibandingkan dirinya. Hal ini membuktikan bahwa keahlian,
kemampuan dan keilmuan yang dimiliki seorang dokter ahli mampu membuat seorang
asisten dokter dan suster menjadin patuh dan tunduk terhadap setiap perintah
dokter tersebut.
3) Legitimate
Power (kekuasaan sah), yakni kekuasaan yang dimiliki seorang
pemimpin sebagai hasil dari posisinya dalam suatu organisasi atau lembaga.
Contoh : Kekuasaan sah
dapat terlihat dari kekuasaan dan kewenangan seorang kepala sekolah di suatu
sekolah. Jabatan sebagai kepala sekolah didapat oleh seseorang berdasarkan
kemampuan dan usaha yang dilakukannya. Kepala sekolah merupakan jabatan
tertinggi dalam sebuah sekolah yang membawahi bawahan seperti guru dan tenaga kependidikan.
Segala peraturan dan kewenangan yang dimiliki dan dikeluarkan oleh kepala
sekolah menjadi suatu aturan yang harus dipatuhi tanpa terkecuali oleh semua
pegawai di sekolah tersebut.
4) Reward Power
(kekuasaan penghargaan), adalah kekuasaan untuk memberi keuntungan positif atau
penghargaan kepada yang dipimpin. Tipe kekuasaan ini memusatkan perhatian pada
kemampuan untuk memberi ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang
dilakukan orang lain.
Contoh : Kekuasaan
pernghargaan dapat terlihat dari sebuah kebijakan sertifikasi guru. Seorang
guru yang telah tersertifikasi maka dapat memperbaiki kualitas ekonomi yang
dimilikinya karena dengan didapatkannya sertifikasi tersebut maka gaji dan
tunjangan yang dapatkannya akan meningkat dan bertambah. Kebijakan sertifikasi
yang dikeluarkan oleh Pemerintah adalah untuk meningkatkan kinerja dan
produktifitas guru disekolah.
5) Coercive Power
(kekuasaan paksa), yakni kekuasaan yang didasari karena kemampuan seorang
pemimpin untuk memberi hukuman dan melakukan pengendalian. Yang dipimpin juga
menyadari bahwa apabila dia tidak mematuhinya, akan ada efek negatif yang bisa
timbul. Pemimpin yang bijak adalah yang bisa menggunakan kekuasaan ini dalam
konotasi pendidikan dan arahan yang positif kepada anak buah. Bukan hanya
karena rasa senang-tidak senang, ataupun faktor-faktor subyektif lainnya.
Contoh : Kekuasaan
paksaan dapat terlihat dari contoh perilaku pengawasan yang dilakukan oleh
seorang pengawas sekolah kepada kepala sekolah dan guru. Pengawasan yang dilakukan
meliputi beberapa aspek mulai dari kinerja hingga perilaku yang dilakukan oleh
kepala sekolah dalam memimpin sekolah dan perilaku guru dalam mengajar dikelas.
Jika dalam aktivitas pengawasan itu terlihat hal yang negatif atau buruk yang
dilakukan oleh pegawai disekolah maka laporan tersebut dapat mempengaruhi
jabatan yang telah dimiliki.
6) Information Power (kekuasaan informasi),
Yaitu
kekuasaan yang diperoleh seseorang dengan memegang informasi penting yang
dimiliki oleh orang yang kita kuasai.
Contoh : Tak
dapat dipungkiri jika sebuah informasi merupakan hal yang penting dalam
kehidupan organisasi. Apalagi informasi itu dapat memperkuat kekuasaan
seseorang disuatu organisasi atau kelompok. Sebuah informasi dapat memperkuat
kekuasaan dapat digambarkan ketika seseorang yang memiliki jabatan di sebuah
organisasi dan ia mengetahui rivalnya melakukan suatu kesalahan atau tindakan
hukum dan dapat dijerat hukuman jika diketahui oleh orang lain, maka informasi
penting tersebut dapat kita gunakan untuk menjinakkan kekuasaan rival kita di
organisasi atau kelompok lain.
7) Connection Power
(kekuasaan hubungan), yaitu kekuasaan yang diperoleh seseorang berdasarkan
hubungan kekerabatan atau relasi.
Contoh : Dalam menjaga
jabatan yang dimilikinya seorang pemimpin pemerintahan misalnya Gubernur akan
memilih bawahannya seperti sekretaris, kepala dinas, kepala kasi dan pemimpin
di beberapa kantornya berdasarkan hubungan kekerabatan baik itu hubungan
keluarga, kolegial dan hubungan politik yang tentunya satu tujuan dan tidak
akan bersikap kontra atau oposisi terhadap Gubernur tersebut. Hal ini dilakukan
agar setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur tersebut akan disetujui
dan hal ini dilakukan guna menjaga jabatannya di Pemerintahan tersebut.
·
Pengertian Kepemimpinan
Adalah suatu
kekuatan yang menggerakkan suatu kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi
aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para
Ahli
Pentingnya
arti kepemimpinan terlihat dari banyak para ahli yang memberikan pendapatnya
dalam mendefinisikan pengertian kepemimpinan. Pengertian kepemimpinan menurut
para ahli adalah sebagai berikut.
Pengertian
Kepemimpinan Menurut Para Ahli Luar Negeri
- George R. Terry (1972:458): Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.
- Stoner: Menurut Stoner, pengertian kepemimpinan adalah suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
- Jacobs dan Jacques (1990:281): Pengertian kepemimpinan menurut Jacobs dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
- Hemhiel dan Coons (1957:7): Menurut Hemhiel dan Coons, bahwa pengertian kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal).
- Ralph M. Stogdill: Pengertian kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan.
- Rauch dan Behling (1984:46): Pengertian kepemimpinan menurut Rauch dan Behling adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
- Wexley dan Yuki (1977): Pengertian kepemimpinan menurut Wexley dan Yuki adalah mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
Pengertian
Kepemimpinan Menurut Para Ahli Indonesia
- Wahjosumidjo (1987:11): Adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability), kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antarhubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi.
- Sutarto (1998b:25): Menurut Sutarto, pengertian kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain adalah situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- S.P.Siagian: Pengertian kepemimpinan menurut S.P.Siagian adalah kemampuan dan keterampilan seseorang untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku positif ini memberikan sumbangna nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
- Moejiono (2002): Pengertian kepemimpinan dimana menurut moejiono bahwa kepemimpinan adalah sebagai akibat penagaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Fungsi Kepemimpinan
- Memprakarsai struktur organisasi
- Menjaga koordinasi dan integrasi di dalam organisasi agar dapat berjalan dengan efektif.
- Merumuskan tujuan institusional atau organisasional dan menentukan sarana serta cara-cara yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
- Mengatasi pertentangan serta konflik-konflik yang muncul dan mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.
- Mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangna dan penyempurnaan dalam organisais.
Pada
hakikatnya, fungsi kepemimpinan terdiri dari dua aspek yaitu sebagai
berikut...
- Fungsi Administrasi : yaitu mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
- Fungsi Sebagai Top Manajemen : adalah mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controlong, dsb.
Fungsi Kepemimpinan
Menurut Hadari Nawawi
1. Fungsi Instruktif, Adalah
pemimpin sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagiamana
(cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan
melaporkan hasilnya), dan diman (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan
dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah
melaksanakan suatu perintah.
2. Fungsi Konsultatif, Adalah
pemimpin menggunakan fungsi konsultatif sebagai bentuk dari komunikasi dua arah
untuk usaha menetapkan keputusan yang membutuhkan pertimbangna dan konsultasi
dengan orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi, Adalah
pemimpin dapat mengaktifkan anggotanya dalam pengambilan keptuusan maupun dalam
melaksanakannya.
4. Fungsi Delegasi, Adalah
pemimpin memberikan pelimpahan wewenang yang membuat atau sampai dengan
menetapkan keputusan. Fungsi delegasi merupakan kepercayaan seorang pemimpin
kepada seorang yang diberikan pelimpahan wewenang untuk bertanggung
jawab.
5. Fungsi Pengendalian, Adalah
pemimpin dapat membimbing, mengarahkan, koordinasi dan pengawasan terhadapa
aktivitas anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
Engkoswara. (2010), Administrasi
Pendidikan. Bandung. Alfabeta
Muhammad, A. (2009). Komunikasi
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Robbins. S.
& Judge. T. (2008) prilaku organisasi. Jakarta : salemba empat
Anshoriy. N.
(2008) Dekontruksi kekuasaan. Yogyakarta : PT LKiS pelangi aksara
Yogyakarta
Budiardjo,
M. (1972) Dasar – dasar ilmu politik. Jakarta : PT gramedia pustaka utama
Komentar
Posting Komentar